Skip to content

4.4 Unsur Suprasegmental: Stres

Stres adalah elemen suprasegmental dalam fonetik yang merujuk pada penekanan atau kekuatan yang diberikan pada suku kata tertentu dalam kata atau frasa. Stres memainkan peran penting dalam komunikasi, karena dapat memengaruhi makna, intonasi, dan ritme ucapan. Pemahaman tentang stres sangat penting untuk meningkatkan kejelasan dan pemahaman dalam berbicara dan mendengarkan.

Ciri-Ciri Stres

  1. Penekanan pada Suku Kata: Stres ditandai dengan penekanan yang lebih kuat pada satu suku kata dibandingkan dengan suku kata lainnya dalam kata tersebut. Suku kata yang diberi stres biasanya diucapkan dengan lebih keras, lebih panjang, atau dengan nada yang lebih tinggi.

  2. Variasi Intonasi: Stres dapat menyebabkan perubahan intonasi di sekitar suku kata yang ditekankan. Ini menciptakan pola suara yang berbeda, yang dapat memberikan nuansa tertentu pada ucapan.

  3. Pengaruh pada Makna: Dalam banyak bahasa, pergeseran stres dapat mengubah arti dari sebuah kata. Misalnya, dalam bahasa Inggris, kata "record" dapat diucapkan dengan penekanan pada suku kata pertama ketika berarti sebagai kata benda (rekaman) dan pada suku kata kedua ketika berarti sebagai kata kerja (merekam).

Fungsi Stres

Stres memiliki berbagai fungsi dalam komunikasi lisan, antara lain:

  1. Menandai Kata Kunci: Stres membantu penutur menekankan informasi penting dalam kalimat. Dengan menekankan kata-kata tertentu, pembicara dapat menarik perhatian pendengar pada informasi utama.

  2. Membedakan Arti Kata: Stres dapat digunakan untuk membedakan arti antara kata-kata yang memiliki ejaan yang sama tetapi berbeda dalam pengucapan. Contoh:

    • "record" (rekaman) → /ˈrɛkərd/ (stres pada suku kata pertama)
    • "record" (merekam) → /rɪˈkɔrd/ (stres pada suku kata kedua)
  3. Menunjukkan Struktur Kalimat: Stres juga berfungsi untuk menunjukkan struktur dan organisasi dalam kalimat. Dengan memberikan penekanan pada suku kata tertentu, pembicara dapat menunjukkan hubungan antara bagian-bagian dalam kalimat.

Jenis-Jenis Stres

Stres dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung pada tempat dan cara penekanannya:

1. Stres Primer

Stres primer adalah penekanan yang paling kuat pada suku kata tertentu dalam kata. Ini adalah suku kata yang paling jelas terdengar dan biasanya diucapkan dengan lebih keras atau lebih panjang.

  • Contoh: Dalam kata "bahasa," stres primer terletak pada suku kata pertama: [ˈba.ha.sa].

2. Stres Sekunder

Stres sekunder adalah penekanan yang lebih lemah dibandingkan dengan stres primer tetapi masih menonjol. Stres ini biasanya terletak pada suku kata lain dalam kata yang lebih panjang.

  • Contoh: Dalam kata "komunikasi," stres sekunder terletak pada suku kata kedua: [ko.mu.niˈka.si].

3. Stres Dinamis

Stres dinamis melibatkan perubahan dalam kekuatan suara saat mengucapkan kata. Perubahan ini dapat bervariasi tergantung pada konteks dan emosi pembicara.

  • Contoh: Ketika berbicara dengan semangat atau marah, pembicara mungkin memberikan lebih banyak penekanan pada suku kata tertentu untuk menunjukkan emosi.

Kesimpulan

Stres adalah unsur suprasegmental yang sangat penting dalam fonetik, berkontribusi pada cara kita memahami dan mengucapkan bahasa. Dengan memahami stres, kita dapat meningkatkan kemampuan berbicara dan mendengarkan, serta mengekspresikan makna dan emosi dengan lebih efektif. Keterampilan dalam menggunakan stres yang tepat dalam komunikasi membantu menciptakan interaksi yang lebih jelas dan bermakna. Pengetahuan tentang stres juga memberikan dasar yang kuat untuk mempelajari aspek suprasegmental lainnya dalam bahasa, seperti intonasi dan ritme.